Jumat, 11 Januari 2013

Geografi


BAB.3 DINAMIKA LITOSFER
D. BENTANG LAHAN BERDASARKAN KETINGGIAN
Kita mengetahui bahwa permukaan bumi selalu mengalami perubahan , baik yang di sebabkan tenaga eksogen maupun tenaga endogen. Perubahan bentuk permukaan bumi tersebut menyebabkan adanya daerah yang tinggi dan dearah yang rendah. Berdasarkan tinggi rendahnya suatu wilayah , bentang lahan di permukaan bumi dapat dibedakan atas dataran rendah, dataran tinggi, bukit, lembah, gunung, dan pegunungan.

1.                  Dataran Rendah
Dataran Rendah merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah pada umumnya mempunyai relif yang relatif datar dengan suhu udara 200C – 300C. Selain itu, tanah di dataran rendah subur karenan merupakan wilayah pengendapan. Karena di dukan ketersediaan air yang cukup , dataran rendah mudah di manfaatkan oleh penduduk untuk berbagai macam kegiatan ekonomi.

2.                  Dataran Tinggi
Dataran Tinggi merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian antara 500 – 1.500 meter diatas permukaan laut yang mempunyai relif relatif dasar. Suhu udara di daerah dataran tinggi 100C – 200C. Oleh karena itu, didaerah dataran tinggi cocok untuk daerah perkebunan dan tanaman sayuran. Dataran tinggi yang terdapat di Indonesia antara lain Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Dataran Tinggi Gayo di Aceh.

3.                  Bukit
Bukit merupakan bagian permukaan bumi berbentuk seperti kubah dengan ketinggian antara 200 – 300 meter dari daerah sekitarnya.

4.                  Lembah
Lembah adalah bagian permukaan bumi berbentuk seperti cekungan yang pada umumnya terletak diantara dua pegunungan atau gunung. Contohnya adalah lembah Beliem di Papua.

5.                  Gunung
Gunung merupakan bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah terdiri atas satu puncak dengan ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Di Indonesia banyak terdapat gunung, baik yang masih aktif maupun yang sudah mati. Gunung-gunung di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Krakatau, dan Gunung Semeru.

6.                  Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung, pegunungan yang terdapat di Indonesia antara lain Pegunungan Barisan di Sumatera dan Pegunungan Sudirman di Papua.






E. DEGRADASI LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Saat ini kerusakan lahan merupakan salah satu permasalahan serius dan telah lama diketahui, baik oleh masyarakat umum , para pakar , maupun para pengambil keputusan. Kerusakan lahan disebabkan oleh makin tingginya tekanan penduduk terhadap penggunaan lahan. Akibatnya makin banyak perambahan lahan pertanian dan hutan yang beralih untuk lahan industri dan pemukiman.

Kecenderungan perubahan penggunaan lahan ini semakin besar sehingga penggunaan lahan rentan terhadap keseimbangan ekologis. Di Indonesia, perubahan penggunaan lahan telah mencapai 25.000 hektar pertahun. 15.000 hektar diantaranya terjadi di Pulau Jawa, sedangkan di luar Pulau Jawa telah terjadi pembukaan hutan seluas 900.000 hektar per tahun.

Sebaliknya, pada saat manusia secara berlebihan menggunakan keseluruhan lingkungan tanpa kontrol terhadap konservasi lingkungan, pada saat itu pula akan terjadinya degradasi lahan. Degradasi lahan adalah menurunya kualitas lahan sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas lahan tersebut. Hal itu akan menyebabkan terbentuknya kualitas lingkungan yang lebih rendah dengan dampak negatif yang makin meningkat. Kondisi ini tentu akan sangat merugikan kehidupan saat ini, apalagi untuk generasi mendatang.

Di Indonesia, Degradasi lahan terjadi di berbagai daerah. Sebagai contoh, sumber daya hutan di daerah Jawa Barat yang luasnya  hektar, 90% wilayah tersebut sudah rusak karena secara fisik hanya berupa tanah kosong yang tak lagi berfungsi sebagai hutan. Kondisi ini telah menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti menyusutnya sumber air permukaan dan sumber air tanah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, terjadinya perubahan fungsi lahan dari kawasan resapan air menjadi kawasan pemukiman makin memperparah kondisi sumber daya air.

Di Pulau Kalimantan yang luasnya enam kali luas Pulau Jawa, semua provinsi di pulau tersebut sering terendam banjir akibat penebangan hutan yang tak terkendali. Tidak ada lagi pohon yang dapat menahan laju air, baik yang mengalir di permukaan maupun di dalam tanah. Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya erosi. Erosi makin besar dengan makin curam dan panjangnya lereng serta makin tingginya intensitas curah hujan.

Erosi dapat meluas sampai ke hilir. Tanah yang tererosi terbawa oleh air dan air menjadi berwarna coklat. Lumpur yang terbawa air akan mengendap jika arus air mulai berkurang kecepatannya. Akibatnya terjadi pendangkalan pada sungai, waduk, saluran pengairan, dan pelabuhan. Oleh karena itu, kemampuan badan-badan air tersebut menjadi berkurang sehingga pada musim hujan nanti terjadinya banjir.
Dampak negatif dari terjadinya erosi pada lahan antara lain sebagai berikut.
1.                  Penurunan kesuburan tanah
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan menyisakan tanah pada lapisan bawah yang tidak subur.
2.                  Menurunnya produktivitas
Hilangnya kesuburan lahan akibat erosi sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan. Hal ini akan terlihat jelas pada daerah-daerah yang mengalami erosi berat.


F. TERBENTUKNYA TANAH
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis dan terletak di permukaan bumi paling atas. Tanah merupakan hasil dari pelapukan dan erosi batuan induk (anorganik)yang bercampur dengan bahan organik.
Sumber daya tanah memiliki tiga ukuran yang berpengaruh untuk penggunaannya. Ketiga ukuran tanah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ukuran luas, umumnya dalam m2 dan ha
2.      Ukuran isi atau berat, umjumnya dalam ton atau m2
3.      Ukuran tingkat kesuburan
Akan tetapi, di dalam bagian ini pembaruan tentang tanah lebih di tekankan pada ukuran luas (sering disebut lahan) dan tingkat kesuburannya.
Tanah tersusun atas 5 komponen, yaitu sebagai berikut
1.      Partikel mineral berupa bahan anorganik, yaitu hasil perombakan bahan-bahn batuan dan anorganik lain yang terdapat di permukaan bumi.
2.      Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang, serta berbagai kotoran binatang.
3.      Air.
4.      Udara.
5.      Jasad renik.
Perbedaan perbandingan komponen-komponen di atas akan menyebabkan adanya perbedaan tanah antar tempat, khususnya perbedaan tingkat kesuburan.
Selain karena perbandingan kelima komponen di atas, perbedaan jenis tanah juga terjadi karena faktor-faktor jenis batuan, bahan induk, curah hujan, penyinaran matahari, relief muka bumi, dan tumbuhan penutup lahan. Perbedaan jenis tanah tersebut berpengaruh pada aktivitas manusia dalam mengolahnya guna kelangsungan hidup.
1.        Bahan Induk Tanah
Berbagai batuan penyusun kerak bumi merupakan bahan induk (bahan baku) terbentuknya tanah. Batuan-batuan mineral yang menjadi bahan induk pembentuk tanah di bagi menjadi 2 , yaitu batuan mineral baku dan batuan mineral bukan baku. Batuan mineral bukan baku meliputi granit, basalt, andesit, riolit, dan diorit. Batuan mineral bukan baku meliputi endapan glasial dan bahan loss.
Sebelum menjadi tanah batuan tersebut mengalami proses yang disebut fase hancuran iklim fisik dan fase hancuran iklim kimia.Keduafase tersebut dapat berlangsung secara bersama,tidak bersama,atau hamper bersama sehingga sulituntuk dibedakan.
a.         Fase hancurkan iklim fisik
Di dalam fase ini batuan mineral,khususnya mineral baku,menagalami perubahan fisik.perubahan fisik tersebut adalah penghancuran batuan besar menjadi lebih kecil,tetapi tidak mengalami perubahan sifat kimia.
Berlangsungnya fase hancuran fisik ini dipengaruhi antara lain oleh sinar Matahari,iklim,factor biologis,tekanan air,dan tekanan angin.
b.        Fase hancuran iklim kimiawi
Di dalam fase ini batuan induk atau batuan yang sudah kecil pun mengalami penghancuran yang diikuti dengan perubahan susunan kimiawinya.selain terjadi pelenyapan mineral-mineral tertentu,dalam fase ini juga terjadi penyusunan kembali hasil-hasil larytan atau hancuran.

2.        Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang meliputi Matahari,air dan udara,bakteri,cendawan,protozoa,serangga tanah,serta cacing tanah.Faktor-faktor lingkungan tersebut sangat menentukan jenisdan tingkat kesuburaan tanah yang terbentuk.
a.       Matahari
Matahati merupan sumber energy yang paling besar,tetapi tidak semua energinya ditujukan ke bumi.Sinar Matahari yang sampai ke permukaan bumi tersebut dapat ulkan adanya sirkulasi air ke angkasa dan kemudian diturunkan lagi ke bumi.
Matahari,baik penyinaran ataupun peredarannya,dapat mengakibatkan keretakan bahkan hancurnya batuan sebagai bvahan induk tanah.
b.      Air dan udara
Air menjadi factor yang melunakanbutiran-butiran batuan yang telah hancur oleh panas Matahari sehingga lebih mudah remuk dan menjadi butira yang lebih halus.Air hujan yang turun selanjutnya mengangkut dan mengendapkan butiran-butiran batuan hingga terbentuk lapisan-lapisan yang halus sebagai susunan tubuh tanah.
Unsure udara selain berperan memindahkan debu-debu yangtelah terbentuk,juga berperan dalam menggerakkan udara air di angkasa.Oleh karena itu,sirkulasi air berlangsung secara teratur.
c.       Bakteri
Bahan-bahan yang telah mengalami penghancuran akan bercampur (bersatu) membentuk lapisan bakal tanah.Lapisan bakal tanah itu selanjutnya merupakan substrat bagi pertumbuhan jasad renik yang berbentuk bakteri dan ganggang.
1).   Bakteri heterotrof
            Bakteri heterotrof bersifat saprofitis.Bakteri heterotrof menghancurkan bahan-bahan-bahan yang telah lapuk dan menjadikan makanan bahan-bahan yang telah halus,sedangkan bahan yang sulit dihancurkan dijadikan humus.Bakteri heterotrof merupakan penghuni tanah yang paling banyak dan sangat membantu tanah pertanian.
              2).      Bakteri autotorof
Termasuk bakteri autotrof antara lain ganggang biru,ganggang kersik,dan ganggang hijau.masing-masing ganggang tersebut memiliki peran yang berbeda dalam pembentukan tanah.ganggang biru berperan pelapukan batuan yang kering.contohnya,batuan yang ditumbuhi ganggang biru dapat lebih mudah dihancurkan oleh sinar matahari atau hujan.Ganggang kersik berperan sebagai pembentuk fosil dalam tanah.Ganggang hijau berperan melapukan batang-batang kayu yang keras atau tembok yang menjadi tempat tumbuhnya.Ganggang hijau umumnya tumbuh di atas tanah basah atau tanah lembab.
d.      Cendawan
Cendawan memiliki daya lapuk yang kuat terhadap sisa-sisa tanaman yang mengandung bahan karbohidrat dan sulit dihancurkan oleh bakteri.Oleh karena itu,cendawan berperan penting dalam proses pelapukan bahan induk tanah.
e.       Protozoa
Peran protozoa dalam pembentukan tanah adalah menambah kesuburan tanah melalui sisa-sisa tubuh yang ditinggalkannya.
f.       Serangga tanah
Peran serangga tanah dalam pembentukan tanah antara lain melapukan bahan-bahan organis,mengemburkan tanah,dan memperkaya kandungan bahan organis.Oleh karena itu,umumnya serangga tanah berada di dalam tanah yang banyak terdapat sisa bahan organis.
g.      Cacing Tanah
Peran cacing tanah dalam pembentukan tanah adalah melapukan dan menghancurkan bahan-bahan organis dalam tanah,serta menyuburan tanah.Cacing memakan atau menghisap setiap apa saja yang ada di depan mulutnya.Tanah,sisa tanaman atau binatang yang sudah lapuk,bakteri,dan cendawan yang dierna selanjutya dikeluarkan sebagai kotoran.Kotoran-kotoran itulah yang membantu menyuburkan lapisan tanah.

3.        Profil Tanah
Profil tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu yang menunjukan tingkat kepadatan,ketebalan,warna dan tekstur yang berbeda-beda.Lapisan-lapisan tanah tersebut dinamakan horizon.Sebuah horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke bahan induk tanah.
1.        Horizon O : merupakan lapisan permukaan,terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah.lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus.
2.        Horizon A : merupakan zona eluviasi yang masih mempunyai banyak humus.lapisan ini warnanya keabu-abuan dan lebih pucat.Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air hujan.
3.        Horizon B : Merupakan zona akumulasi yang sedikit lapisan humusnya.Disebut zona akumulasi karena lapissan ini merupakan tempat diendapkannya sebagian mineral yang hanyut dari horizon A.Apabila lapisan ini tidak basah,berbagai besi yang tertinggal akan teroksidasi sehingga berwarna cokelat kuning atau cokelat kemerahan.
4.        Horizon C : merupakan zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah.
5.        Horizon R : merupakan zona bahan induk tanah (padas asli).












G. TANAH DI INDONESIA

1.         Pembentukan tanah di Indonesia
            Proses pembentukan tanah seperti dijelaskan di atas juga berlaku pada pembenukan tanah di wilayah Indonesia.Akan tetapi,berdasarkan sejarah geologi,pembentukan tanah di Indonesia diawali pada masa tergenangnya daratan.
            Tergenanya daratan-daratan antara Malaya dan Aceh serta Kalimantan da Sulawesi pada sekitar 50 juta tahun yang lalu membawa endapan-endapan lumpur.Endapan-endapan lumpur  tersebut kemudian menjadi batuan sedimen sebagai induk tanah di Indonesia.Karena adanya proses pengangkatan dan pengerjaan dari tenaga endogen dan eksogen yang berbeda-beda,jenis tanah di Indonesia menjadi berbeda pula.

2.         Jenis-jenis Tanah di Indonesia
            Perbedaan jenis tanah di wilayah Indonesia tentu berpengaruh terhadap pengelolaan dan pemanfaatannya.Sebagai contoh,tanah-tanah di Pulau Jawa berbeda pengelolahannya dengan tanah-tanah di pulau Kalimantan.
            Tanah-tanah yang ada di Indonesia banyak jenisnya,antara lain dapat disimak dalam table berikut.

No.
Jenis Tanah
Bahan Induk
Persebaran
Peruntukan
Keterangan
1.
Histosol
(Gambut)
Sisa tanaman dan binatang yang bercampur dengan mineral dan diendapkan.
Sumatra

Kalimantan

Papua
Perkebunan kelapa sawit.
Pertanian dan pemukiman.
-


Sebagian masih alam.
Masih Alami.i
2.
Alfisol
(Mediteran)
Batuan beku berkapur bersifat basa.
Tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
-
Dipulau Jawa,Sulawesi,dan Nusa Tenggara dimanfaatkan untuk tanaman padi sawah.
3.
Inceptisol
(Tanah muda)
Batuabn Beku sedimen,atau metamorf masam atau basa.
Tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pertaian padi sawah.
Merupakan tanah yang paling luas terdapat di Indonesia.
4.
Andosol
(Vulkanis)
Abu vulkan dan tufa.
Sumatra dan jawa terutama di lereng vulkan.
Tanaman sayuran dan perkebunan the.

-
5.
Antisol
(Aluvial)
Segala jenis bahan induk.
Tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Padang rumput rawa pasang surut,dan tambak.
Alluvial dangkal terdapat di daerah pegunungan atau perbukitan,sedangkan alluvial basah terdapat di daerah pantai.


H. KERUSAKAN TANAH
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama selain air yang dapat di perbaharui. Akan tetapi ,tanah sangat semudah mengalami kerusakan atau degradasi.
Sifattanah yang dinamis selalu mengalami perubbahan-perubahan, baik segi fisik, kimia, maupun biologinya. Perubahan-perubbahan tersebut terjadi terutama karena pengaruh berbagai unsure iklim. Nammun ,ada pula perubahan tanahh terjadi karena tindakan manusia.
   Kerusakan tubuh tanah akibat berlangsungnya perubahan-perubahan yang berlebihann hingga melenyapkann lapisan tertentu dikenal denggan istilah erosi.
Selain erosi,  kerusaka tanah antara lain meliputi berikut ini.
1.      Hilangnya unsur hara dan bahan organuk di daerah perakaran.
2.      Terkumpulnya garam di  daerah perakaran (salinasi).
3.      Terkumpulnya atau terubgkapnya unsure atau senyawa yang menjadi racun bagi tanaman.
4.      Penjenuhann tanah olehh air (water llogging).
Hilangnya satu atau beberapa unsure hara di daerah perakaran  secara berlebih menyebabkan menurunnya tingkat kesubuuran tanah . Tanah tidak mampu lagi menyediakan unsure hara yang cukup dan seimbang mendukung pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, produksifitas tanah menjadi rendah.
Kerusakan taah seperti terseut terjadi karena adanya perombakan bahan organic ,pelapukan mineral ,dan pencucian unsure hara yang berlangsung sangat cepat .Hilanngnya unsure antara lank arena terangkut ke luar pada saat panen tanpa ada saat panen tanpa ada usaha untuk mengendalikannya.

1.    Erosi tanah
Erosi tanah adalah proses pengikisan lapisan tannahh oleh tenaga air. Erosi dapat terjadi di mana saja,terutama di daerah yang tidak memiliki vegetasi sebbagai penutup lahan. Terjadinya erosi  mengakibatkan hilangnya lapisan tana paling atas yang banyak mengandung unsure hara organic dan mineral, tetapi sangat tipis. Terjadinya erosi diawalli dengan pemecahan bongkah-bongkah batuan menjadi butiran-butiran yang lebih lebih kecil oleh tenaga pengangkut, kemudian pemindahan butir-butir batuan ke tempat-tempat yang lebi rendah .erosi tanah oleh tenaga air terdiri atas empat jenis, yaitu erosi pendek, erosi lambar, erosi laur, dan erosi parit.
A.           Erosi Percik (splash erosion)
Erosi percik adalah proses pengikisan tanah yang terjadi akibat adanya percikan air hujan. Pengikisan tersebut menyebabkan pertikel-partikel tanah menjadi hancur da kemudian di endapkan di tempat lain.
B.            Erosi Lembar (sheet erosion)
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapisan tanah paling atas dan tipis sehingga ketebalan tanahnya berkurang. Ciri erosi lembar:
-       Air yang mengalir di permukaan tanah menjadi keruh ( kuning kecokletan ) karna banyak mengandung partikel tanah.
-       Warna tanah di sekitar wilayah itu menjadi pucat ( terang )
-       Terdapat bercak bercak di permukaan tanah
-       Kesuburan tanah berkurang karna banyak zat hara yang hilang.
C.            Erosi Alur (rill erosion)
Jika proses erosi lembar terus berlangsung pengikisan tanah pada saat air mengalir mengakibatkan terjadinya alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng daerah tersebut. Ciri-ciri terjadinya erosi alur antara lain pengikisan berupa alur-alur yang amat jelas dengan bentuk yang relatif lurus di daerah lereng yang berkelok-kelok.
D.           Erosi Parit (gully  erosion)
Proses erosi parit sama dengan erosi alur, namun saluran-saluran yang terbentuk pada erosi parit lebih dalam. Erosi parit umumnya terjadi di daerah berlereng terjal. Ciri-ciri erosi parit antara lain lereng lereng yang tererosi membentuk parit parit yang berpenampang huruf V atau U.
Salah satu fungsi utama hutan adalah merangsang jatuhnya titik-titik air yang dikandung oleh awan dengan udara dingin yang dimilikiya. Hujan yang turun tersebut ditahan oleh lepisan tajuk, kemudian air diserap oleh pohon, serta aliran permukaan dihambat oleh serasah dan akar pohon. Tetapi apabila hujan jatuh di daerah yang tidak memiliki vegetasi penutup lahan, hanya sedikit air yang dapat diserap tanah. Selebihnya air akan mengangkat segala materi di atas tanah sehingga terjadi erosi berat.
Materi-materi yangterbawa air akhirnya mencapai sungai dan membentuk lumpur. Oleh karna itu terjadi sedimentasi, permukaan air naik dan mengakibatkan air naik di bagian hilir.
Erosi tanah tidak hanya disebabkan oleh tanah yang tidak memiliki vegetasi penutup lahan, tetapi dapat juga di sebabkan oleh pengelolaan lahan yang tidak bijaksana. Contohnya adalah lahan di daerah-daerah pertambangan dan penggarapoan lahan miring (lereng).
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan campur tangan manusia.
-       Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan. Tenaga yang di miliki oleh uleh butian air hujan mengikis permukaan tanah, kemudian dihanyutkan melalui aliran permukaan. Tingkat erosi tanah yang dihasilkan bergantung pada jumlah dan intensitas hujan.
-       Tanah
Faktor tanah mempengaruhi erosi adalah:
o  Tekstur tanah, yaitu perbandingan antara jenis liat, lempung, dan pasir.
o  Struktur tanah,  yaitu susunan butiran tanah yang terdiri dari liat, lempung dan pasir.
o  Infiltrasi, yaitu peroses masuknya atau meresapnya air kedalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.
o  Kandungan bahan organik, yaitu banyaknya kandungan bahan rganik sehingga menentukan struktur tanah dan daya tahan air tanah.
-       Topografi
Topografi adalah bentuk kemiringan dan panjang lereng yang dapat menentukan laju aliran air di permukaan. Pada lahan datar percikan air melemparkan partikel tanah banyak yang terlempar ke arah bawah sesuai dengan kemiringan lereng.
-       Vegetasi
Vegetasi penutup lahan berfungsi menahan jatuhnya air hujan langssung ke tanah dan menahan aliran permukaan.
-       Campur tangan manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengelolah lahan dan mengolah lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, terutama terjadinya erosi. Penebangan hutan secara liar merpakan xontoh yang sangat umum hingga saat ini.

2.  Pengaruh erosi terhadap kesuburan tanah
Erosi tanah dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Ciri-iri penurunan tingkat kesuburan tanah antara lain terjadinya penghanyutan pertikel tanah , perubahan struktur tanah, penurunan inflasi tanah , lenyapnya unsur hara.
A.    Penghanyutan partikel tanah
Partikel-partikel tanah dapat hanyut pada tanah yang miring. Partikel yang hanyut tersebut di endapkan di lereng bagian dalam dan erpisah menurut ukurannya, yaitu debu, liat dan pasir. Ketiga partikel tersebut di endapkan jauh dari tempatnya terlepas, sedangkan partikel yang ukurannya besar mengendap tidak jau dari tempatnya terlepas.
B.     Perubahan struktur tanah
Terjadinya erosi tidak hanya menyebabkan hanyutnya partikel tanah, tetapi juga menjadikan bahan organik dan koloid tanah. Bahan organik meningkatkan kegiatan biota tanah sehingga terbentuk struktur remah, sedangkan koloid tanah sangat penting sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga memperkokoh stabilitas struktur tanah.
C.     Penurunan kapasitas infiltrasi
Erosi dapat mengakibatkan rusaknya pori-pori tanah sehingga juga berpengaruh terhadap laju infiitrasi. Laju infilrasi yang menurun mengakibatkan laju aliran permukaan menjadi lancar.
D.    Perubahan profil tanah
Erosi yang terjadi pada tanah berlereng banyak menghanyutkan partikel partikel tanah dari lereng bagian atas. Partikel partikel yang hanyut tersebut kemudian mengendap di kaki lereng dan secara terus menerus akan tertimbun oleh partikel partikel lain.

E.     Lenyapnya unsur hara
Erosi tanah dapat menghanyutkan sejumlah unsur hara, baik terbawa dalam aliran permukaan aliran maupun hanyut bersamaan dengan masa tanah yang tererosi.

3.    Mengurangi dan Mencegah Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat di cegah dan dikurangi melalui upaya yang disebut konservasi tanah. Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.
Di dalam konservasi tanah yang dilakukan adalah menggunakan tanah berdasarkan kemampuannya dan diperlakukannya sesuai dengan syarat yang di perlukan. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar tanah tidak rusak dan tetap produktif. Oleh karna  itu, strategi dalam konversi tanah harus mengarah pada ketentuan sebagai berikut.
A.       Melindungi tanah dari hamtaman air hujan dengan penutup permukaan tanah.
B.       Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
C.       Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
D.       Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan lahan.
Metode konservasi tanah dilakukan dengan 3 cara, yaitu konservasi secara agronomis, mekanis, dan kimiawi.
A.       Konservasi secara agronomis adalah konservasi dengan memanfaatkan vegetasi (tanaman) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan tanah paling atas.
B.       Konservasi secara mekanis adalah konservasi tanah yang prinsipnya berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Contohnya adalah pembuatan gundulan dan terasering.
C.       Konservasi secara kimiawi adalah konservasi tanah dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia. Koonservasi kimiawi bertujuan untuk memperbaiki kemantapan struktur tanah.